Tatang Koswara merupakan veteran TNI Angkatan Darat yang pensiun pada 1994. Tatang termasuk 14 sniper terbaik dunia. Dalam buku 14 sniper terbaik dunia yang ditulis oleh Peter Brookesmith, Tatang yang terakhir berpangkat Peltu menjadi salah satu sniper terbaik dunia. Sejak 1975 dia bertugas di Timor-Timor. Saat itu, ia menjadi sniper paling ditakutkan musuh. Tatang masuk TNI Tantama pada 1966 di Banten. Sejak awal masuk TNI, ia sudah mahir menggunakan senjata.
Selama bertugas di Timor-Timor, sejak 1975- 1978, Tatang menjalankan misi operasi yang bernama Baratayuda, perang terbuka langsung dengan Fretilin. Dua tugas Tatang saat itu adalah mengendap-endap masuk wilayah musuh sebagai intelijen dan untuk mengetahui kekuatan serta lokasi musuh.
Selama puluhan tahun menjadi prajurit TNI, Tatang sudah menaklukkan puluhan bahkan ratusan musuhnya terutama para pemimpin musuh yang menjadi bidikannya.
Sebelum meninggal, terakhir Tatang bersama keluarganya tinggal di kawasan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, bersama istri, empat anak, dan tujuh cucu.
Sejak remaja, Tatang sudah memiliki kemampuan menembak. Di kampungnya dulu, di Desa Teluk Lada, Kecamatan Panimbang, Banten, areal sawah ayahnya sering diganggu hama babi. Setiap Jumat, masyarakat di kampung tersebut diwajibkan berburu babi ke hutan. Jika tidak, warga diwajibkan membayar upeti seikat padi. “Saat itu, setiap Jumat kami tidak boleh bekerja. Semua pergi ke hutan dan memburu babi,” kenang Tatang dalam wawancara dengan Kompas.com, Senin (2/3), atau sehari sebelum dia berpulang.
Tatang yang saat itu berusia 13 tahun enggan berburu bersama rombongan. Ia lebih suka menembak dengan cara menantang atau menyergap musuh dari depan dengan sasaran tembak yang bergerak. Karena itu, biasanya Tatang menanti babi di titik tertentu. Ketika babi mendekat, sekitar radius 30 meter, Tatang melepaskan tembakan dan selalu tepat sasaran.
Selain kelihaian menembak, kemampuan Tatang memprediksi pergerakan lawan juga sangat lihai. Bahkan hingga ia pensiun. Jika ia pergi ke tempat baru, instingnya secara otomatis bisa menggambarkan lokasi pas untuk menembak, apabila terjadi perang di tempat tersebut.
“Misalnya saya pergi ke Garut dan melewati hutan. Saya langsung berkata dalam hati, jika terjadi perang, ini tempat yang bagus untuk menyerang atau membentuk jantung pertahanan,” ucap dia.
Tatang menjelaskan, sniper membutuhkan ketenangan, kesabaran, dan tidak mudah emosi. Ayah dari empat anak ini beryukur, karena hal tersebut sudah ada dalam dirinya sejak ia kecil. Bahkan ketenangan itu pula yang menyelamatkannya dari maut saat remaja. Waktu itu, lelaki kelahiran Medan , 12 Desember 1946 ini mengambil ikan di laut. Namun cuaca kurang bersahabat sehingga angin besar dan ombak yang tinggi menghantam perahunya hingga karam.
Tatang berusaha tidak panik. Diambilnya tali dan diikatkan ke badannya, sedangkan satu ujung lainnya diikatkan ke kayu. Begitu ombak di dekat hidung, Tatang akan melepaskan diri dari kayu dan menenggelamkan diri, karena air di dalam laut lebih tenang. Hal itu dilakukannya berulang kali hingga ia melihat daratan.
Setelah daratan nampak, ia sekuat tenaga berenang. “Saya ikatkan tali ke kayu, prinsipnya ketika saya mati pun jasad saya bisa ditemukan. Alhamdulillah saya selamat setelah 16 jam terombang-ambing di tengah gulungan ombak,” tutur dia. Kejadian ini tak membuatnya kapok. “Hanya saja ibu saya sudah panik, karena saya sudah dikabarkan meninggal,” ujar anak pertama dari lima bersaudara ini.
Ke Luar
1. Pimpin dirimu sebelum memimpin orang lain. Berikan damai pada orang lain, jangan menyusahkan.
2. Sukalah memberi, jangan suka diberi.
Ke Dalam
1. Disiplin, semangat, percaya pada diri sendiri, modal sukses kehidupan.
2. Manfaatkan waktu untuk berkarya.
3. Keseimbangan harus selalu diperhitungkan.
Catatan:
- Kalian sudah dewasa, cari berpikir harus melahirkan pandangan dan wawasan yang luas.
- Tinggalkan kesan baikmu dalam segala hal.
- Kemudahan dan kemurahan Tuhan akan kau terima bila kau minta (berdoa).
Sebuah wasiat yang patut dicerna dan dijadikan pegang hidup.
0 komentar:
Posting Komentar