antik yang tentu saja umurnya sudah melebihi 20 tahun. Dengan Umurnya yang cukup tua tentunya lebih banyak permasalahannya. Salah satunya yakni temperatur mesin yang cenderung naik atau panas.
Sejumlah mobil klasik keluaran Eropa lebih cenderung cepat panas dibandingkan dengan mobil-mobil klasik antik Jepang. Padahal dari segi kenyamanan dan kemewahan untuk kami pribadi lebih memilih mobil-mobil buatan Eropa, akan tetapi masalah temperatur mobil Eropa yang sering panas temperaturnya menjadikan beberapa orang enggan untuk memeliharanya.
Salah satu mobil Eropa yang mungkin klasik dan aneh walaupun hanya menggunakan pendingin udara saja adalah Volkswagen, dan mobil-mobil buatan VW ini kalau kipas pendinginnya baik tidak akan sering bermasalah over heating.
Mobil Eropa sering panas temperaturnya menurut beberapa ahli otomotif disebabkan karena material yang digunakan pada mesin-mesin mobil Eropa yang lain dengan material yang ada pada mobil-mobil Jepang yang ada di Indonesia yang memiliki dua musim saja. Karena dulunya memang pabrikan mobil Eropa tidak mengkhususkan pembuatan mobil untuk daerah tropis seperti di Indonesia.
Untuk mobil-mobil baru keluaran Eropa saat sekarang ini mereka sudah mengupgrade material mesinnya sehingga cocok untuk negara-negara tropis seperti Indonesia, jadi mungkin sudah tidak bermasalah overheating ya?
Sebagai contoh sedan opel optima tahun 1995 sering mengalami overheating atau mesin panas bila melaju lebih dari 100km dan keadaan jalan yang tersendat terutama bila kami menyalakan ac dalam perjalanan. Maka dari itu kami sering mematikan ac bila keadaan jalan macet (ini berbanding terbalik dengan fungsi ac mobil ya). Memang sangat ironis sekali pada saat itu dimana orang-orang menikmati kesejukan didalam kemacetan, kami malah kepanasan biarpun menggunakan mobil yang sedikit mewah pada saat itu.
Tanpa pikir panjang akhirnya kami selidiki permasalahan yang sering panas temperaturnya pada mobil Eropa kami yaitu opel optima tahun 1995 ini, kami akhirnya oprek habis dari mulai maslah kipas radiator sampai dengan dengan mengupgrade radiatornya.
:
Dalam mengatasi hal tersebut, berikut beberapa tahapan kami sudah siapkan:
- Tahap awal kami perbaiki kinerja kipas radiator otomatis dengan mengganti dinamonya dengan dinamo yang kami ubah sendiri lilitannya sehingga performa kecepatan kipas radiator menjadi lebih kencang.
- Tahap kedua kami juga modifikasi dengan switch temperatur sendiri dengan switch temperatur yang lebih rendah, sehingga pada suhu sekitar 50 sampai 60 derajat kipas radiator sudah menyala, asumsi kami agar pendinginan terjadi lebih awal.
- Tahap ketiga kami bongkar radiator dan kami bersihkan sehingga dipastikan aliran air pendinginan didalamnya akan lancar.
- Tahap keempat yaitu pemilihan coolant sebagai pengisi radiator, disini pemilihan air coolant sebagai pengisi radiator sangat penting sekali karena untuk mobil-mobil Eropa cenderung minta air coolant yang spesial (lebih mahal).
Dari beberapa jenis coolant yang sudah di praktekkan, Antifreeze & Coolant Protection (Peak) adalah yang paling cocok untuk kondisi mesin mobil-mobil ini. Antifreeze & Coolant Protection (Peak) diperlukan pengenceran sebelum dimasukkan ke dalam radiator, menurut anjuran dari ahlinya kami encerkan dengan perbandingan 50:50 untuk daerah tropis. Dari pengujian menggunakan thextone
Thexton adalah alat berupa tabung kaca dengan karet pipet sebagai pengisap larutan yang akan dites atau diuji. Di bagian dalam tabung terdapat enam buah bola-bola pipih berbeda warna. Bola-bola ini nantinya akan mengapung, jika tabung telah terisi larutan yang dites. Semakin banyak bola yang mengapung, maka semakin tinggi titik didih larutan yang diuji. Pada badan tabung kaca terdapat bagan atau tabel untuk melihat hasil tes yang dilakukan. Tujuan digunakannya alat ini adalah untuk mengetahui titik didih (boiling point) beserta titik beku (freezing point) suatu larutan yang dipakai mengisi radiator.
Dihasilkan empat buah bola berwarna yang mengambang. Menurut tabel, berarti larutan ini mampu menahan panas sebelum mendidih pada suhu 262ºF (128ºC). Kesimpulannya air pendingin sudah cukup memenuhi standar, walaupun titik didihnya masih sedikit di bawah RSC Prestone.
Thank You...
0 komentar:
Posting Komentar