Jumat, 16 Januari 2015

02.31

WACANA

Kelompok kalimat yang berkaitan, untuk

       menghubungkan proposisi yang satu dengan
       yang lain sehingga membentuk kesatuan.
wacana mengandaikan adanya penyapa dan pesapa
Konteks wacana terdiri atas berbagai unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan saluran.
dibagi atas  wacana lisan dan  wacana tulisan.
Wacana lisan yang mementingkan isi dapat berupa pidato, ceramah, dakwah, kuliah, dan sebagainya
Wacana tulisan yang bersifat interaksi antara lain polemik dan surat-menyurat antara ilmuwan serta sastrawan.
Karangan ilmiah bisa disebut juga wacana ilmiah

SILOGISME

Silogisme adalah menarik simpulan dari dua pernyataan.Simpulan itu dapat dibuat apabila persyaratan berikut terpenuhi.
a. Kedua pemyataan atau salah satu dari kedua  pernyataan itu berlaku umum. Secara eksplisit,
    pernyataan umum itu biasanya menggunakan kata semua atau yang searti dengan semua.
b. Kedua pernyataan atau salah satu dari kedua  pernyataan itu positif
c. Kedua pernyataan itu mempunyai bagian yang sama

Contoh:
(1) Semua manusia normal tahu tentang baik dan buruk.  (umum, positif)
(2) Pada umumnya manusia normal tidak menyukai kecurangan. (sebagian, negatif)

Yang bercetak miring adalah bagian yang sama. 

Perangkat pemyataan di atas memenuhi pernyataan silogisme.

(1) Semua orang yang berakhlak luhur tidak suka minuman keras.(umum, negatif)
(2) Semua yang suka minuman keras tidak baik menjadi pendidik.(umum, negatif)

Perangkat pemyataan di atas tidak menenuhi persyaratan silogisme.

Dalam menarik simpulan, harus diperhatikan hal hal berikut.

(1) simpulan harus positif jika kedua pernyataan itu positif;
(2) simpulan harus negatif jika salah satu dari pernyataan itu negatif;
(3) simpulan berlaku untuk sebagian jika salah satu dari pernyataan itu berlaku untuk sebagian;
(4) bagian yang sama dari kedua pernyataan itu tidak dicantumkan dalam simpulan.

Contoh:
(1) Setiap warga negara Indonesia tahu tentang Pancasila.
(2) Beberapa orang dari kelompok itu tidak tahu tentang Pancasila.

Simpulan: Beberapa orang dari kelompok itu bukan warga negara Indonesia

Definisi
: batasan, uraian sesingkat mungkin untuk memberikan pengertian tentang sesuatu.

  • Persyaratan Definisi 

I. Rumusannya harus tertuang dalam satu kalimat.
2. Tempat subjek dan predikatnya dapat dipertukarkan tanpa perubaban arti.
3. Tidak menggunakan kalimat negatif
4. Tidak mengulang istilah yang didefinisikan
5. Rumusannya memuat unsur yang diperlukan (lengkap).

  • Jenis-jenis Definisi 

1. Definisi logis/formal/bentuk, yaitu definisi yang memnuskan sesuatu
        berdasarkan bentuknya.
        Contoh : Segitiga adalah bidang yang dibatasi oleh tiga garis lurus yang
                     berpotongan.
2.     Definisi fungsional yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan
        fungsinya
        Contoh : Mata ialah indera untuk melihat.
3.     Definisi analitis, yaitu definisi yang merumuskan sesuatu berdasarkan
        sifatnya, cirinya. Contoh : Manusia adalah makhluk yang dapat berpikir dan merasa secara                   ruhani.


  • Istilah 

1. kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
2. nama atau sebutan: tante girang, janda kembang, om senang


  • Pembentukan Istilah 

1. melalui penyerapan. Contoh: eksekutif, kelas, energi, dll.
2. melalui penerjemahan. Contoh: jaringan (network), pengobatan (medication), perkembangan (development), dll.
3. melalui penyerapan dan penerjemahan sekaligus. Contoh: kantor pos (pos office), morfem terikat (bound morpheme)

  • Seleksi Pemakaian Istilah 

Jika terdapat dua istilah dengan arti yang sama (sinonim), perlu dipilih salah satu. Karena itu dikenal istilah yang diutamakan, istilah yang diizinkan, dan istilah yang dijauhkan.
1. Istilah yang diutamakan: pemakaiannya dianjurkan sebagai istilah baku. Contoh: partikel (lebih baik daripada bagian kecil), mikro (daripada renik), dll.
2. Istilah yang diizinkan: istilah yang diakui setelah yang diutamakan. Contoh: akselerasi (istilah yang diutamakan: percepatan), nisbi (relatif), kekerapan (freukensi), dll.
3. Istilah yang dijauhkan: menyalahi asas penamaan. Contoh: zat lemas (diganti nitrogen), ilmu pasti (matematika), dll.

0 komentar:

Posting Komentar